
“Ngeri-Ngeri Sedap” dalam satu kata: Unik. Film ini disutradarai dan dibintangi oleh komedian yang humornya tentu akan mengocok perut. Tapi siapa sangka, canda tawa penonton lambat laun akan digantikan oleh derai air mata. Salah satu karya anak bangsa yang sukses membawakan sebuah sajian ‘4 sehat 5 sempurna’ dan berhasil mengacaukan perasaan para penonton.

Berlatar-belakang lingkungan di sekitar Danau Toba, film “Ngeri-Ngeri Sedap” mengangkat sebuah kisah tentang orang tua yang pura-pura hendak bercerai agar hati anak-anaknya tergerak untuk kembali ke kampung halaman. Konflik cerita bergerak dengan laju yang pas dan semakin intens menjelang menit-menit akhir film tersebut. Penyelesaian konflik yang ditawarkan pun terasa masuk akal dan tidak berlebihan.

Berbagai karakter yang diciptakan di film “Ngeri-Ngeri Sedap” merupakan representasi kehidupan nyata yang brilian. Pak Domu (Arswendy Beningswara Nasution) sebagai seorang bapak dengan pola didikan yang keras dan tegas serta Mak Domu (Tika Panggabean) sebagai seorang ibu yang tidak ingin jauh dari putra-putri tercintanya. Mereka memiliki empat orango anak yang mulai menemukan prinsip dan jalan kehidupan mereka masing-masing. Layaknya anak-anak yang telah beranjak dewasa, Domu (Boris Bokir Manullang) dan adik-adiknya seringkali menganut pendirian yang bertolak belakang dengan orang tua mereka. Menonton film ini sedikit banyak terasa seperti sedang menonton kehidupan diri sendiri. Meski begitu, ada satu adegan dimana pembawaan karakter Domu dan dua adik lelakinya terasa kurang menyatu dengan apa yang sedang disampaikan oleh Sarma (Gita Bhebhita Butar-Butar) sehingga akting yang disuguhkan terlihat agak mengambang.

Tidak semua komedian dapat membawakan lelucon yang apik dengan natural. Pemilihan aktor dan aktris untuk film “Ngeri-Ngeri Sedap” sudah sangat tepat. Seakan-akan, mereka juga merupakan sebuah keluarga yang nyata. Celotehan dan gurauan yang dilontarkan pun terdengar effortless.

Jujur saja, jarang ada film yang menggunakan latar tempat dan/atau budaya selain Jawa. Perkenalan dengan beberapa adat dan budaya suku Batak menjadi salah satu ciri khas film “Ngeri-Ngeri Sedap” yang disempurnakan dengan keindahan Danau Toba dan sekitarnya. Sebuah karya yang sungguh memuaskan.

Apakah film ini layak untuk ditonton?
Sangat layak! Film “Ngeri-Ngeri Sedap” benar-benar mendefinisikan ‘sajian 4 sehat 5 sempurna’. Kisah yang dipetik dari realita kehidupan, implementasi karakter yang cemerlang, candaan yang mengalir begitu saja, latar tempat yang memanjakan mata, serta pengenalan sebagian kecil budaya suku Batak yang menyenangkan jiwa. Jika ingin menonton film ini, jangan lupa sediakan tisu ya!
Rate: “Kau yang gila!” / 10