Media Informasi mengalami suatu perkembangan yang cukup signifikan dari masa orba (orde baru) sampai reformasi. Hasil berita yang dihasilkan mengalami suatu perubahan. Pada masa orde baru media informasi begitu kritis dalam mengkritisi beberapa kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Media seolah menjadi sesuatu yang idealis dalam memberi wawasan kepada rakyat. Kondisi ini dipertegas ketika pemerintah orba beranjak menuju kelengseran. Media sosial kerapkali menjadi yang terdepan menyampaikan kritikannya. Sehingga menyadarkan opini masyarakat dan menghasilkan gerakan reformasi.
Kebebasan menyampaikan pendapat saat itu sangat dibatasi. Akan tetapi tidak menyulutkan peran media dalam menghasilkan berita yang bersifat kritik. Meskipun ada beberapa media yang merupakan bentukan pemerintah, kendati demikian terdapat media yang bersifat idealis dan oposisi cukup banyak mewarnai kala itu. Reformasi merupakan euforia bagi masyarakat Indonesia. Kebebasan berpendapat sangat dijunjung tinggi. Akan tetapi peran media sosial mengalami suatu penurunan. Mereka tidak se idealis kala jaman akhir orba.

Media sosial seringkali menyampaikan berita yang bersifat pada kepentingan politis dari pemilik media. Otoritas kaum kapitalis atau elit politik yang mempunyai jaringan dengan media menjadi prioritas yang kerapkali disanjung. Mereka kaum politisi yang mempunyai kedekatan dengan pemilik media sering melakukan pencitraan atau bahkan menjatuhkan lawan dengan memanfaatkan jaringan tersebut. Inilah yang menjadi persoalan perkembangan arus informasi bahwa saat ini mereka tidak berposisi di tengah-tengah. Dalam hal ini keakuratan berita yang dihasilkan patut menjadi suatu pertanyaan. Mengapa bisa demikian, seringkali informasi yang diberikan tidaklah objektif. Atau bahkan beberapa kali bersifat hoax dan saling menjatuhkan.
Dalam hal ini untuk tataran masyarakat awam sulit membedakan berita faktual dengan hoax. Informasi berita hoax sebenarnya sudah terjadi sejak dahulu. Hoax sudah tercatat sejak awal abad ke 20. Kala itu pada tahun 1912 Charles Dawson seorang arkeolog Britania Raya mengklaim penemuan tengkorak manusia beserta tulang rahangnya yang ditemukan di Inggris Selatan. Tulang dan rahang dinamai sebagai manusia purba Eoanthropus dawsoni. Penemuan itu ia klaim bahwa tulang dan rahang tersebut merupakan sisa manusia purba sejak 500.000 tahun yang lalu. Hasil temuan secara tidak langsung memperkuat teori yang dikemukakannya. Pada tahun 1953 sejumlah peneliti menguji kembali hasil riset dari Charles Dawson. Alhasil informasi yang diterima selama 41 tahun merupakan berita palsu atau hoax. Tulang yang ditemukan adalah tulang manusia pada zaman modern yang disandingkan dengan rahang orangutan (Deborah, 2003).
Saat ini informasi yang bersifat hoax sudah menjalar, bahkan menjadi konsumsi sehari-hari bagi masyarakat umum. Kondisi demikian merupakan perosalan serius pada era sekarang. Berita hoax, fitnah serta ujar kebencian merupakan infromasi yang seringkali diterima oleh masyarakat. Jika diistilahkan era ini disebut sebagai Era Post Truth. Post Truth diistilahkan sebagai kebohongan yang dikonsumsi secara terus-menerus kemudian menghasilkan suatu kebenaran. Berita bohong yang secara terus-menerus disampaikan secara masif kepada khalayak umum, maka secara tidak langsung dianggap fakta.
Jean Baudrillard menyampaikan bahwa hal ini adalah sebuah simulacra yaitu dunia yang tidak memiliki acuan yang merupakan duplikasi dari duplikasi sehingga perbedaan dari kebohongan dan fakta menjadi kabur (Mutia, 2013). Alhasil informasi yang kita terima menjadi sulit untuk dibedakan antara fakta dengan hoax. Zaman inilah yang harus kita hadapi saat ini. Oleh karena itu sebagai generasi yang melek media, kita diharapkan mampu bersikap kritis atas perkembangan berita-berita bohong. Dengan sikap kritis inilah merupakan langkah awal untuk meminimalisir maraknya informasi hoax. Zaman terus berkembang dan terus mengalami berbagai dinamika. Apabila kita tenggelam dan mengikuti arus dengan derasnya arus informasi yang banyak menampilkan hoax, maka sudah bisa dipastikan masyarakat kita akan dipenuhi dengan ujaran fitnah dan adu domba.