Dewasa ini banyak terjadi perubahan di banyak lini kehidupan, seperti Teknologi, kesehatan, perekonomian, energi, hingga pertanian dan pangan, yang disebabkan oleh mewabahnya virus covid-19 di seluruh belahan dunia. Indonesia, menjadi salah satu negara yang terdampak dengan adanya pandemi ini. IMF bahkan mencatat terjadinya kerugian secara global hingga mencapai 12 triliun dollar AS atau setara dengan Rp168.000 triliun. Hal tersebut menjelaskan bahwa kesehatan menjadi salah satu faktor penting bergeraknya perekonomian suatu bangsa.
Di masa pandemi ini, kesehatan merupakan hal utama yang menjadi perbincangan di banyak kalangan. Banyak terjadi revolusi besar-besaran di bidang kesehatan untuk melawan virus tersebut. Revolusi teknologi juga akhirnya tidak hanya terjadi di bidang kesehatan saja, melainkan juga di bidang yang lain, seperti pendidikan, perekonomian, bahkan di bidang pertanian. Dibatasinya pergerakan manusia, menjadi salah satu alasan besar bahwa sebuah teknologi harus diciptakan. Keharusan untuk tidak banyak memegang benda-benda lain, karena dikhawatirkan akan membawa virus, juga menjadi latar belakang bahwa revolusi teknologi harus dilakukan. Oleh sebab itu, bidang pertanian juga berlomba-lomba untuk mengembangkan teknologi terbaru agar masyarakat tetap bisa berkegiatan, mendapatkan manfaat, dan tidak khawatir akan virus.
Salah satu teknologi yang cukup penting adalah teknologi yang bersifat nirkontak. Teknologi ini dimaksudkan bahwa pengguna cukup menggunakan barang yang dimilikinya, seperti telepon pintar, untuk mendapatkan suatu informasi terkait pertanian. Salah satu hal terpenting di masa pandemi ini adalah untuk mengetahui informasi tentang kandungan kimia dalam buah, karena dengan memenuhi asupan harian vitamin atau kandungan kimia lainnya dapat membantu menjaga imunitas tubuh seseorang. Misalnya, menurut Angka Kecukupan Gizi, seorang dewasa membutuhkan hingga 90 mg vitamin C dalam satu hari. Dengan adanya bantuan sebuah teknologi, seseorang dapat mengetahui berapa banyak vitamin C dalam buah melalui teleponnya, tanpa khawatir kontak dengan benda lainnya yang kemungkinan terpapar virus.
Sebuah teknologi nirkontak yang memanfaatkan telepon pintar sangat mungkin untuk direalisasikan. Hingga saat ini, telah banyak penelitian-penelitian terkait yang dilakukan. Misalnya, Lestari et al (2018) berhasil mendapatkan akurasi hingga 78% untuk dapat mendeteksi penyakit tanaman jeruk siam, sedangkan Hendrawan (2019) berhasil membangun sistem untuk melakukan pendugaan fenol, pH, dan kemurnian kopi luwak menggunakan data digital. Metode-metode serupa dapat digunakan juga untuk melakukan pendugaan kandungan kimia pada buah atau sayuran lainnya dengan menggunakan data digital.

Data digital menjadadi tren saat ini karena maraknya penggunaan internet di seluruh dunia. Dengan membangun database yang baik, mengolahnya menggunakan artificial intelligent, membangun perangkat lunak yang diperuntukkan untuk telepon, maka bukan tidak mungkin bahwa di masa mendatang, saat seseorang ingin membeli sebuah produk di supermarket, dan ingin mengetahui kandungan kimia di dalamnya, seseorang tersebut cukup menggunakan telepon genggamnya.
Masa depan ada di depan kita. Menyiapkan yang terbaik untuk masa depan adalah sebuah kewajiban. Maka, dengan segala kondisi yang ada saat ini, penting untuk melihat potensi apa saja yang bisa dimanfaatkan. Di bidang pertanian, teknologi nirkontak sangat penting untuk dikembangkan sebagai bagian dari ikhtiar untuk memutus rantai penularan covid-19, dan sebagai bagian untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik.
(IPA/IPA)