Sejenak bernostalgia ketika melihat biografi pemimpin para pendiri bangsa ini sangat memberikan warna sejuk dalam masyarakat Indonesia. Kita dapat menengok sikap yang ditunjukan oleh Soekarno dan Hatta saat mereka berseteru. Tak disangka ketegangan tersebut membuat Hatta menanggalkan jabatannya dari kursi kepresidenan. Namun sikap benci tersebut tak ditunjukkan oleh keduanya dan mereka tetap bersahabat. Tidak terdapat pula sikap saling menjatuhkan di antara keduanya. Mereka tetap menjaga persahabatan sampai akhir hayat. Rasa humanisme sesungguhnya harus tertanam secara kuat oleh elit politik saat ini. Humanisme tidak hanya diaplikasian melalui dunia nyata, melainkan dalam dunia maya harus dijunjung tinggi.
Media sosial sudah bukan lagi menjadi tempat untuk kalangan elit. Seluruh masyarakat dapat mengakses dan menjadikan media sosial sebagai ruang publik layaknya dunia nyata. Kaum melenial adalah penghuni paling dominan dalam ruang tersebut. Dalam ruang publik yang berwajah medsos tersebut rasa saling memanusiakan manusia harus menjadi skala prioritas. Jika rasa tersebut sudah melekat dalam setiap tindakan pemimpin dan didukung kuat oleh kaum milenialis sebagai penghuni dominan medsos, maka tidak ada berita hoax yang saling bertebaran. Alhasil negara dengan segala kemajemukan ini akan terjaga dan tetap menjunjung tinggi sikap Bhineka Tunggal Ika.
Meminjam istilah dari Miriam Budiarjo dalam pendapatnya, kata politik diartikan sebagai usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima baik oleh sebagian besar warga, untuk membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang harmonis. Sementara Aristoteles mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk zoon policticon (berasal dari bahasa Yunani) mempunyai arti yaitu makhluk yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Dapat ditarik kesimpulan bahwasannya tindakan berpolitik merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh seorang manusia. Dalam memaknai dan menjalin suatu kehidupan manusia pada dasarnya tidak bisa terlepas dengan tindakan berpolitik. Akan tetapi yang menjadi pertanyaannya adalah sampai sejauh mana upaya tersebut dilakukan dengan mengedepankan rasa saling hormat terhadap sesama.